Untuk aceh, kita adalah lumbung inspirasi dalam mengeruk tema seni. Karena itu, kita tak keliru jika menyebut diri sebagai bagian dari Artjeh. Seni yang meruang dalam nga-nga Aceh setelah bertahun-tahun ditinggal pergi. Baik oleh politikus, pekerja budaya bahkan oleh rakyat sendiri. Artjeh menguap dan menggejala dalam karya kita;di sana berbagai endapan seperti kebanggaan, derita, romantisme yang bikin ngantuk sampai pada olok-olok yang membangunkan tidur panjang penguasa paska damai.
Realitas memantul dalam bahasa seni tatkala simbol, ikon dan metafora saling bersinggungan atau bahkan hadir sendiri-sendiri. Realitas dalam kental dan ruwetnya narasi Aceh dulu dan sekarang, terutama politiknya,
Berpikir tentang Aceh, kita telah "Artjeh".